4 Anak Badak Lahir Tahun 2017

4 anak Badak Jawa lahir lagi, populasi Badak Jawa di Ujung Kulon tahun 2017 bertambah jadi 67 ekor. Populasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, bertambah. Hal tersebut seiring dengan lahirnya empat anak badak dan empat induk yang berbeda. Mereka diketahui tertangkap oleh kamera jerat (video trap) yang dipasang Balai Taman Nasional Ujungkulon.

Keempat anak badak tersebut kini telah menginjak usia satu tahun. Namun, baru pada peringatan Hari Badak Internasional yang jatuh pada Jumat, 22 September 2017, ke empat anak badak itu diberi nama.

Ke empat anak badak itu terdiri dari dua jantan dan dua betina. Pemberian nama sendiri didasarkan pada kesepakatan antara pihak komunitas pecinta alam, Balai Taman Nasional Ujungkulon hingga pihak pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Anak badak yang pertama kali diberi nama adalah Prabu (ID: 69), anakan jantan dari badak bernama Sinta yang paling awal ditemukan. Kemudian ada Manggala (ID: 70), anakan jantan dari badak bernama Ratna. Nama Manggala sendiri diambil dari gedung yang ditempati KLHK di Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat.

Kemudian, anakan betina dengan nama Irna (ID: 71) dari indukan badak dengan nama Ambu, dan Mayang (ID: 72) anakan betina dari induk badak bernama Puspa. Kedua penamaan dua anak badak betina itu diambil dari nama yang mewakili unsur kecantikan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem KLHK, Wiratno menyambut baik hadirnya empat penghuni baru Badak Jawa di Taman Nasional Ujungkulon. Pihaknya mengaku bahwa ditemukannya empat anak badak itu makin melecut ia dan pecinta badak lain untuk makin melindungi hewan mamalia tersebut.

“Kita menyebar ratusan video trap gunanya untuk itu, memantau setiap aktivitas dan gerak-gerik badak tanpa harus mengganggu habitatnya,” jelas Wiratno, saat membuka Hari Badak Internasional, di Taman Konservasi Ujungkulon, Pandeglang, Banten, Jumat 22 September.

Kelahiran empat anak badak tersebut menjadi angin segar bagi perlindungan badak bercula satu itu di Taman Nasional Ujungkulon. Hingga kini, populasi Badak Jawa bertambah menjadi 67 ekor.

“Ada lima jenis spesies badak di muka bumi ini, dan dua diantaranya ada di Indonesia, yakni Badak Sumatera dan Badak Jawa. Badak Jawa semakin baik ya konservasinya, tapi kami juga ikut memantau perkembangan Badak Sumatera di tersebar di beberapa lokasi,” jelas Direktur Konservasi World Wildlife Federation (WWF) Indonesia, Arnold Sitompul. (sal)