[ux_video url=”https://www.youtube.com/watch?v=uMcTmwLhsM4″]
Buaya Terkam Warga di Ujung Kulon, kali ini korbannya adalah seorang ibu warga Kampung Peundeuy, Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Peristiwa itu terjadi ketika korban hendak pulang dari tempat mencari kerang totok di muara Sungai Cibanua. Korban bernama Suniah menderita luka cukup parah pada paha kanan bagian belakang.
Kronologi Buaya Terkam Warga
Menurut informasi dari sejumlah warga setempat, kejadian itu berlangsung hari Kamis, 11 Februari 2021 sekitar pukul 15:00. Saat itu korban hendak pulang seusai mencari kerang totok di muara Sungai Cibinua yang lokasinya tak jauh dari kampung Nelayan, Desa Tamanjaya, Kec. Sumur, Kab. Pandeglang.
Tiba tiba saja muncul seekor buaya muncul dari arah muara langsung menerkam kaki kanan dan menyeretnya ke arah laut. Korbanpun terseret sejauh 20 meter dari lokasi kejadian sampai di tepi laut dengan kedalaman sekitar 1 meter
Korban yang ketakutan pun spontan berteriak meminta pertolongan. Beruntung sekali teriakannya terdengar oleh keponakannya bernama Sarnan yang kebetulan sedang menjala ikan tak jauh dari lokasi tersebut. Jaraknya dari korban sekitar 100 meteran.
Melihat bibinya diseret buaya, Sarnan tanpa berpikir panjang langsung berlari menolong ibu Suniah yang di tarik buaya ke tengah laut. Menurut Sarnan tidak mudah untuk melepaskan ibu Suniah dari gigitan buaya yang sangat kuat itu.
Tarik-menarik dengan buaya itupun belangsung sekitar 20 menit. Kaki Sarnan sendiri sempat terkena sabetan ekor buaya berukuran cukup besar itu. Namun hal itu tidak membuat nyalinya ciut. Dengan sekuat tenaga Sarnan pun terus berusaha menarik korban sampai akhirnya dia berhasil melepaskannya dari cengkraman buaya lapar itu.
Evakuasi Korban Buaya Terkam Warga
Petugas dari Polsek Sumur dan Puskesmas Kec. Sumur langsung menuju ke TKP untuk mengevakuasi korban setelah menerima laporan warga. Setelah melakukan P3K, petugas Puskesmas segera membawa korban dengan ambulans untuk mengobati paha korban yang menderita luka akibat gigitan buaya.
Menurut Wawan Ahri, petugas Puskesmas Sumur, luka yang paling dalam di bagian belakang paha kanannya sehingga harus dijahit sampai 24 jahitan. Hingga berita ini diterbitkan, korban masih menjalani rawat inap di Puskesmas Sumur.
Rouf, aparat Desa Tamanjaya mengatakan kejadian itu memang tidak pernah terduga sebelumnya. Korban dan juga warga lainnya biasa mencari kerang totok di sekitar lokasi tersebut, baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual.
Meskipun murah, kerang totok memang memiliki nilai ekonomis. Biasanya pencari kerang totok menjualnya dengan harga antara Rp 5.000 sampai Rp. 10.000. Harga itu memang sangat tidak sebanding dengan perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkannya.
Serangan Buaya di Ujung Kulon
Kejadian buaya terkam warga di sekitar perairan Ujung Kulon memang bukan kali ini saja terjadi. Berikut adalah serentetan peristiwa serangan buaya terhadap manusia di luar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang kami rangkum dari keterangan warga.
Tahun 2006
Sekitar tahun 2006, seekor buaya berukuran besar menyerang seorang bapak warga kampung Nelayan di lokasi yang sama. Pada waktu itu kejadiannya terjadi menjelang pagi hari.
Peristiwa itu bahkan lebih tragis karena nyawa korban tidak terselamatkan. Menurut ibu Santi, warga kampung Cibanua, jasad korban baru ditemukan setelah warga melakukan pencarian ke muara-muara sungai di luar dan dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon selama 2 minggu.
Tahun 2020
Pada tahun 2020 untuk ke dua kalinya kasus serangan buaya terjadi di Ujung Kulon. Kali ini korbannya seorang pemuda nelayan jaring pinggir di kampung Tanjung Lame. Namun berbeda dengan kasus ibu Suniah, dalam peristiwa itu korban sempat melakukan perlawanan sengit.
Dia bertarung dengan buaya yang menyergapnya ketika dia tengah menjaring ikan. Untungnya pada saat itu pemuda itu ditolong warga lainnya. Nyawa pemuda itupun selamat meski mengalami luka luka cukup serius pada beberapa bagian tubuhnya.
Penyebab Buaya Terkam Warga
Menurut kang Oji Paoji, aktivis lingkungan hidup di Ujung Kulon. Terjadinya serangan buaya terhadap manusia di sekitar Ujung Kulon beberapa tahun belakangan ini memang sangat meresahkan warga. Banyak warga menuturkan bahwa mereka sering melihat kemunculan buaya baik di laut sekitar pemukiman maupun di lokasi wisata.
Hal ini tentunya menjadi sebuah pertanyaan besar bagi kita. Apakah hal itu disebabkan karena daya dukung lingkungan atau faktor lainnya. Kemunculan buaya di sekitar pemukiman warga mungkin saja karena kerusakan hutan mangrove di muara-muara sungai. Atau mungkin juga karena kekurangan sumber pakan sehingga membuat buaya merasa tidak nyaman dan keluar dari habitat aslinya.
Ancaman Bagi Warga Sekitar Ujung Kulon
Apabila hal ini terus dibiarkan tanpa ada upaya dari semua pihak terkait, hal ini tentunya akan menjadi sebuah teror yang menakutkan bagi warga sekitar. Keberadaan buaya ganas akan mengancam keselamatan para pemanfaat pesisir dan perairan. Khususnya nelayan jaring pinggir , mancing pinggir dan pemanfaatan kerang kerangan.
Bagaimana pemerintah terkait menyikapi keberadaan buaya ganas di sekitar pemukiman warga dekat kawasan Taman Nasional Ujung Kulon? Sayangnya hingga saat ini belum ada kepastian kapan pihak terkait akan melakukan evakuasi terhadap buaya ganas tersebut.
[ux_html label=”JSON-LD” visibility=”hidden”]
[/ux_html]