Coral Reef Replantation Pulau Badul merupakan kegiatan rutin dari Kelompok Paniis Lestari sejak kelompok penggerak ekowisata ini berdiri pada 2006 lalu. Namun ada yang berbeda pada kegiatan coral replanting yang dilakukan pada 30 Oktober 2020 lalu.
Gerakan Coral Reef Replantation
Dilansir dari situs RRI, Gerakan Coral Reef Replantation atau Rehabilitasi Terumbu Karang (GRTK) itu diluncurkan di Sobong Terpadu Sumur Bangkit Sinar Harapan (Sumbangsih), Kampung Katapang, Desa Tunggaljaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Rabu (28/10/2020).
Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, gerakan Coral Reef Replantation ini mendapat dukungan dari berbagai lembaga, termasuk institusi pemerintah.
“Semua komponen masyarakat harus bersama-sama tergerak untuk menjaga dan melestarikan ekosistem laut, khususnya terumbu karang. Kami salut, F-PTK Banten telah merangkul banyak komponen untuk peduli terumbu karang,” ujar Sekretaris Umum Perkumpulan Urang Banten (Sekum PUB), Laksma TNI (Purn) Dr. Ir. Eden Gunawan, MM, IPM, AER.
Ditegaskan, dengan banyak melibatkan seluruh komponen masyarakat, maka permasalahan kerusakan lingkungan bawah laut akan dapat diatasi secara maksimal. “Kami sangat mendukung gerakan Coral Reef Replantation yang diharapkan akan terus berkelanjutan,” tandasnya.
Sementara Komandan Pangkalan TNI Angakatan Laut (Danlanal) Banten, Letkol Laut (P) Budi Iryanto, M. Tr. Hanla mengungkapkan, diperlukan sinergitas antara pemerintah, masyarakat dan kelompok/organisasi kemasyarakatan dalam penanganan masalah lingkungan hidup.
“Sesuai dengan semangat Sumpah Pemuda, peluncuran GRTK yang didukung oleh banyak elemen masyarakat serta pemerintah merupakan langkah awal yang tepat guna mengefektifkan serta mengefesienkan penanganan masalah lingkungan bawah laut,” tutupnya.
Kegiatan Berkelanjutan
Pjs Bupati Pandeglang, Gunawan Rusminto mendukung GRTK yang dilakukan oleh F-PTK Banten dan mendorong upaya rehabilitasi terumbu karang tersebut dapat terus dilakukan secara berkelanjutan. Bahkan ia mengaku akan membahas permasalahan lingkungan hidup dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pandeglang.
Acara peluncuran GRTK ditandai dengan penandatanganan komitmen dari seluruh peserta pendukung pada media baliho yang sudah disiapkan oleh F-PTK Banten. Selanjutnya, sejumlah komunitas diajak untuk melihat kondisi Pulau Badul secara langsung, baik darat maupun dalam lautnya.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi Pulau Badul yang dulunya indah, kini daratannya hanya tersisa pasir dan puing-puing/patahan karang. Sementara terumbu karang yang ada di sekitarnya sudah porak poranda,” ujar Ketua Krakatau Fin Swimming (KFS) Banten, H. Ahdia Sunarya Ganda.
Oleh sebab itu kami berharap agar ada perusahaan besar lainnya yang bersedia mendukung kegiatan pelestarian alam di sekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.